Hubungan Indonesia Dan Korea Selatan

 

Korea Selatan ! South Korea ! R.O.K. ! Korsel ! Daehan Minguk ! Atau apa-lah . . .

Hehehe, tanah air ke dua ane setelah Indonesia tercinta *ngarep* ini, ternyata banyak sekali memiliki persamaan dengan negara kita. Mulai dari bahasa, budaya, adat-istiadat, pendidikan, ekonomi, sosial, de-el-el.


Emang sejak lama ane demen banget ame KOREA, eh, biar jelas, KOREA SELATAN, soalnya Korea kan ada dua, Korea Utara dan Korea Selatan, kalo ane, mah, yang selatan aja. Kali ini ane mau posting soal Hubungan dan Persamaan antara Indonesia dan Korea Selatan. 


(dari berbagai sumber)


Ini artikel yang ane colong *gak kreatip banget* dari asianfansclub.wordpress.com (dengan sedikit perubahan dan tambahan beberapa gambar), beberapa persamaan antara Indonesia (RI) dan Korea Selatan (ROK) :



1. Sama-sama ada di Benua Asia.


2. Sama-sama negaranya berbentuk Republik Presidensial.


3. Kepala negara dan kepala pemerintahannya dipegang oleh seorang Presiden.

Presiden SBY beserta Presiden Lee Myung-bak di Istana Negara Jakarta

4. Benderanya sama-sama bernuansa Merah dan Putih.

5. Bulan dan Tahun kemerdekaan negaranya sama, di bulan Agustus dan Tahun 1945.

6. Sebagian besar mata pencaharian warganya jadi Nelayan dan Petani.

7. Masih memperhatikan budaya tradisional dan melestarikannya serta mengembangkannya. Atau juga adat istiadatnya kuat atau masih kental.

Pemain Gayageum (Korea) dan Celempung (Indonesia)
Rebab (Indonesia) dan Haegeum (Korea)
Tari Topeng Malang (Indonesia) dan Sendratari Talchum (Korea)
[kalau lihat persamaan budaya diatas, serasa seperti negara serumpun]

8. Senasib-sepenanggungan, sama-sama pernah merasakan kekejaman penjajah Jepang.

9. Sama-sama punya budaya sopan santun dan tata krama yg tidak boleh dilanggar.

10. Kedua Negara mempunyai beraneka jenis makanan dan yang khas daerah.

11. Dulu sebelum merdeka berbentuk Kerajaan.

12. Sama-sama makanan pokoknya adalah Nasi.

13. Sama-sama punya masalah dengan Negara tetangga [Korea Utara, udah pasti dong].

14. Anggota PBB [ya iya-lah, masa' anggota PKK].

15. Mempunyai pakaian khas. Korea: Hanbok dan Indonesia: Batik.

Peragaan model batik dan hanbok di acara Indonesia-Korea Week, Jakarta

16. Memilki banyak agama yang tersebar di Negara atau Multi-Religi.

17. Masih menganut kebiasaan menghormati yang lebih tua [unggah-ungguh kalo kata orang Jawa].

18. Kalau sekolah, masih menggunakan seragam [ya iya-lah, masa' pake bikini].

19. Ibukotanya sama-sama super padat, jalanannya sering macet, dan polusi udaranya tinggi [lebih dari 8 juta orang berdesakan di Seoul dan Jakarta].

20. Banyak yang menggunakan internet terutama Twitter.

21. Sama-sama industri musiknya lebih unggul di Asia.

Performa artis-artis K-Pop dalam acara KIMCHI 2011 di Jakarta

22.Dikaruniai pemandangan yang indah dan eksoktis di setiap sudut negaranya [Subhanallah, Masya Allah . . .].

23. Menganut asas kekeluargaan.

24. Sama mempunyai pulau kebanggaan. Indonesia: Bali dan Korsel: Jeju.

Pulau Jeju (kiri) dan Pulau Bali (kanan)

25. Budaya kesopanan amat sangat dijunjung ditinggi [ciri khas adat ke-timur-an].

26. Sama-sama mengalami krisis moneter tahun 1998 [Indonesia dan Korea Selatan (bersama Thailand) adalah 3 negara paling parah mengalami Krismon '98].

27. Suka makan Mie Instan.

28. Suka makan yang pedes-pedes.

29. Sama-sama Negara Industri dan Agraris.

30. Sama-sama manggil kakak cewek eonnie klo Korea, uni klo orang Minang.

31. Kemarin didatengin sama Obama waktu keliling Asia.

32. Mempunyai kebiasaan mudik dihari Raya. Kalau di Indonesia waktu Idul Fitri, dan kalau di Korsel waktu hari Chuseok.

33. Pernah jadi Macan Asia [kalo Korsel masih surfive setelah Krismon '98, kalo Indonesia terpaksa stagnan].

Cakrawala gedung pencakar langit di kawasan Cheonggyecheon, Seoul

Cakrawala gedung pencakar langit di kawasan Bundaran HI, Jakarta

34. Menjunjung sistem demokrasi.

35. Korea punya musik asli, genre ‘Trot’, Indonesia punya ‘Dangdut’.

36. Sama-sama punya agensi yang kontroversial tapi tetep laku dan mungkin paling laris, korea = sm-ent, indonesia = republik cinta.

37. Sama-sama diperhitungkan dalam hal olahraga di asia terutama bidang Bulu Tangkis kalau manggil yg lebih tua harus ada sebutannya (opa, nunna, kak, abang, mas, dll).

38. Punya pencari berita yang tajam, Indonesia=Kaskuser dan Korsel=Netizen.

39. Sama-sama banyak artis yang baru debut sekarang.

40. Di korea dan Indonesia sama2 melarang keras sesuatu yg terlalu mengekspose bagian tubuh yg terlalu terbuka (terlalu seksi) cuma Indonesia lebih menentang keras [ade FPI, noh].

41. Sama2 lagi meningkatkan tempat wisata dengan melalui film, udah ada yang tau kalau menteri di indonesia lagi promo ke produser-produser film di hollywood buat bikin flm di indo and responnya sangat bagus.

Kawasan Insadong, Seoul (kiri)
dan
Malioboro, Yogyakarta (kanan)


42. Sama-sama punya rambut hitam.

43. Sama-sama ras asia mogoloid.

44. Aktor/aktris banyak yg jadi penyanyi.

45. Korsel ada Daum, Indonesia ada Kaskus.

46. Sama-sama menghargai bidang seni.

47. Sama-sama suporter sepak bola fanatik, apalagi klo buat negaranya.

48. Namanya suka makai Marga dari Ayahnya.

49. Sama-sama suka pork (non muslim)sbg makanan khas.

50. Adat hampir sama..–>seburuk2nya perkawinan/pertengkaran rumah tangga, ortu sangat menentang perceraian..nggak boleh ngomongin perceraian sembarangan ke ortu.
–>setiap berkunjung ke org2 terdekat harus bawa sesuatu.

51. Rahang orang Korea dan orang Batak sama persis [katanya, cara untuk membedakan antara orang Korea dengan orang Sino-oriental lainnya juga dilihat dari struktur rahangya].

52. Postur tubuh tidak tinggi [rata-rata cwo 170 ke atas, kalo cwe 160 ke atas].

53. Cewek sama cowoknya imut-imut [gak nyambung, sayang].

54. Sama-sama pencinta K-Pop.

55. Sama-sama Negara yang Kita Cintai [yeeee !!! * melet-melet sambil tepuk tangan*].

CREDITS : AEFCERS@ASIANFANSCLUB.WORDPRESS

Hubungan Bilateral Indonesia dan Korea Selatan

Hubungan kenegaraan antara Indonesia dan Korea Selatan telah berjalan selama lebih dari empat dasawarsa sejak kedua negara tersebut menandatangani persetujuan pembukaan hubungan diplomatik kenegaraan tingkat konsuler pada 1966. Sebagai langkah pertama dimulainya hubungan kenegaraan resmi antara Indonesia-Korea, dalam hubungan diplomatik tingkat konsuler tersebut dibuka banyak kesempatan bagi kedua negara untuk bekerja sama di berbagai bidang demi tercapainya kepentingan kedua negara. Demikian awal paparan Prof Dr Yang Seung-Yoon (Professor Hankuk Univercity of Forign Studies) yang disampaikan pada pidato ilmiah dies natalis ke-50 Universitas Janabadra sabtu (25/10). Lebih lanjut menegaskan bahwa Hubungan ekonomi merupakan salah satu hubungan yang peningkatannya banyak dipengaruhi oleh peningkatan hubungan bidang politik. Bersama dengan adanya peningkatan hubungan Indonesia-Korea di bidang politik, hubungan kerjasama ekonomi pun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hubungan kerjasama ekonomi ini dimanfaatkan oleh kedua negara untuk saling mengisi satu sama lain, yaitu keunggulan Indonesia dalam hal sumber daya alam, tenaga kerja, serta pasar yang luas dan aktif, dapat melengkapi keunggulan Korea dalam hal modal dan teknologi yang memadai, demikian juga sebaliknya.
Dalam proses selanjutnya, hubungan kedua negara di bidang kebudayaan muncul sebagai salah satu aspek dari hubungan bidang ekonomi dan politik. Sejalan dengan semakin banyaknya kalangan pebisnis dari kedua negara yang masuk ke wilayah negara lain, jumlah wisatawan dan kerjasama di bidang pariwisata pun meningkat. Banyaknya warga Korea yang tinggal di Indonesia dan warga Indonesia di Korea mendorong berjalannya proses kerjasama timbal-balik di bidang kebudayaan antara masyarakat kedua negara, yang kemudian terus berkembang sampai pada tingkat lembaga dan pemerintahan daerah. 

Monumen Persahabatan Indonesia - Korea Selatan di Surabaya

Untuk memperkokoh hubungan kedua negara dalam rangka lebih memajukan hubungan kerjasama pada abad ke-21, kedua belah pihak diharapkan dapat memainkan perannya masing-masing. Demi memenuhi berbagai tuntutan yang timbul akibat besarnya negara dan bangsa, Indonesia diharapkan dapat secepatnya mengembangkan ekonomi nasional dan memulihkan posisi diplomatiknya dalam politik internasional seperti pada masa Bung Karno. Letak geografis yang sangat strategis yang dimiliki Indonesia pasti akan dapat mendorong Pemerintah Indonesia yang berpusat di Jakarta untuk berinisiatif membuka jalur laut internasional yang baru antara Selat Makasar dan Selat Lombok. Hal itu pasti akan dapat tercapai apabila kerja keras itu ditunjang oleh situasi politik nasional yang baik pada masa pemerintahan sipil di Indonesia.
Di sisi lain, Korea diharapkan dapat secepatnya menuntaskan permasalahan yang berkaitan dengan hubungannya dengan Korea Utara setelah masalah nuklir Korea Utara terpecahkan. Untuk itu, Korea Selatan harus berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Dalam hal upaya normalisasi Semenanjung Korea, Pemerintah Korea Selatan juga akan memegang peran penting di antara 4 negara besar di sekelilingnya, yaitu Cina, Jepang, Amerika Serikat, dan Rusia, karena persaingan antara Cina dan Jepang sudah mulai terlihat dalam berbagai bidang di Asia Timur. Persaingan dua negara itu diperkirakan akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Pada saat itu, Korea kiranya akan dapat berfungsi sebagai penengah dan dengan itu dapat berlaku sebagai perwakilan regional sementara di Asia Timur Jauh.
Dengan demikian, perwakilan Indonesia di Asia Tenggara dan perwakilan regional sementara Korea Selatan di Asia Timur Jauh diharapkan akan dapat bertugas, berfungsi, dan berperan dengan lebih baik lagi supaya kedua negara dapat memimpin proses globalisasi Asia Timur pada abad ke-21. Pihak Korea Selatan sangat mengharapkan agar Indonesia dapat berperan dalam upaya pemulihan hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara mengingat bahwa dalam sejarah politik modern, Indonesia mempunyai hubungan baik dengan Korea Utara di masa Gerakan Non-Blok maupun dengan Korea Selatan di masa globalisasi. Hubungan Korea Selatan-Indonesia di masa Asia Timur yang sedang berkembang maju itu pasti akan dapat menguntungkan semua pihak.
Pada abad ke-21 dapat dipastikan bahwa bidang kelautan akan memasuki babak baru. Setelah berakhirnya masa persaingan ideologi, semua negara di dunia ini sedang giat-giatnya ikut serta dalam persaingan ekonomi dan perdagangan. Hal itu berarti bahwa jasa pengangkutan “raksasa”, kapal laut yang berkapasitas besar, dan jalur pelayaran yang semakin luas akan sangat diperlukan. Pada saat itu semua negara harus membuka atau setidaknya ikut mencari potensi kelautan baru sambil mencari jalur perairan bagi kapal-kapal pengangkut yang sangat besar. Di masa itu, Indonesia dan Korea dapat memegang peran penting sambil memperbesar keuntungan bagi masing-masing negara. Indonesia sebagai negara bahari terbesar yang memiliki Selat Malaka yang saat ini sudah sangat macet dan dangkal itu pasti akan sangat memerlukan pembukaan jalur pelayaran baru. Dengan memanfaatkan jalur baru itu, Indonesia pasti akan mendapat banyak manfaat, baik di bidang ekonomi maupun politik internasional, serta akan dapat meningkatkan kewibawaan nasional.
Dalam masa tersebut, Indonesia sangat diharapkan dapat menjalin kerja sama yang erat dengan Korea Selatan yang terkenal sebagai negara industri perkapalan di dunia, khususnya sebagai produsen kapal raksasa di dunia. Upaya Indonesia untuk membuka jalur pelayaran dan usaha Korea dalam membuat kapal yang lebih canggih lagi pasti akan sangat menguntungkan kedua belah pihak. Dalam kerjasama pada abad ke-21 itu nanti, kedua negara pasti akan mencari cara untuk lebih mempererat hubungan yang telah terjalin dan meningkatkan keuntungan ekonomi masing-masing.
Secara ilmiah, Korea memiliki beberapa keakhasan yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian atau kajian yang menarik. Korea merupakan suku bangsa yang menjaga sejarah yang panjang, negara yang terbagi dan masih menyisakan ideologi Perang Dingin, negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi dalam situasi buruk, negara yang memiliki kebudayaan yang tetap memperlihatkan identitas Dunia Timur, negara yang memiliki letak geopolitis-strategis di tengah negara adikuasa, negara yang memiliki sifat kemasyarakatan yang murni, dan sebagainya merupakan contoh-contoh yang dapat ditampilkan. Sejarah dunia jelas mempelajari bahwa bahasa, sejarah, dan kebudayaan dapat menghubungkan dan mengaitkan dua bangsa yang berlainan.

(http://www.janabadra.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=108:hubungan-bilateral-indonesia-korea-dan-pentingnya-studi-korea&catid=43:berita-universitas) 

Indonesia - Korea Selatan, FIGHTING !!!

sumber :  http://fundaysmile.blogspot.com/2011/10/hubungan-indonesia-dan-korea-selatan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarian Mancanegara dari Benua Asia

Pembahasan Fluida Statis dan Fluida Dinamis

Pengertian Globalisasi